
Dalam kesempatan kali ini, saya jelaskan secara ringkas namun mendalam mengenai batuan metamorf sekis (schist) dan batuan filit (phyllite):
1. Batuan Sekis (Schist)
- Asal-usul:Sekis terbentuk dari proses metamorfisme tingkat menengah hingga tinggi, umumnya berasal dari batuan sedimen lempung (shale, mudstone) atau batuan vulkanik.
- Tekstur:Memiliki tekstur foliasi (schistosity) yang sangat jelas, sehingga mineral-mineral berbentuk pipih (seperti mika: biotit, muskovit, klorit) mudah terlihat dan tersusun sejajar.
Ciri khas:
Kristal mineral berukuran relatif sedang–besar, bisa dilihat dengan mata telanjang.
Permukaan belahan berkilau karena banyak mengandung mineral mika.
Struktur berlapis dan mudah terbelah menurut arah foliasi.
- Komposisi umum:Mika (biotit, muskovit), klorit, kuarsa, feldspar, garnet, staurolit.
- Kegunaan:Dapat digunakan sebagai bahan bangunan (ornamen, batu hias), meskipun kurang kuat untuk konstruksi berat karena mudah terbelah.
2. Batuan Filit (Phyllite)
- Asal-usul:Filit merupakan hasil metamorfisme tingkat rendah sampai menengah, berasal dari shale atau slate (batu sabak).
- Tekstur:Tekstur foliasi disebut phyllitic sheen, yaitu kilap sutra halus akibat orientasi mineral mika halus.
Ciri khas:
Mineral berukuran mikroskopis hingga sangat halus (lebih halus dari sekis).
Permukaan belahan tampak mengilap seperti sutra.
Lebih lunak dan homogen dibanding sekis.
- Komposisi umum:Muskovit, serisit, klorit, kuarsa.
- Kegunaan:Kadang dipakai sebagai material hias atau atap (mirip slate), tapi jarang digunakan dalam konstruksi besar karena sifatnya yang rapuh.
Perbedaan Utama Sekis vs Filit
Aspek | Filit (Phyllite) | Sekis (Schist) |
---|---|---|
Tingkat metamorfisme | Rendah – Menengah | Menengah – Tinggi |
Ukuran mineral | Sangat halus, mikroskopis | Sedang – besar, tampak jelas |
Kilap | Sutra halus (phyllitic sheen) | Berkilau terang (mika besar) |
Foliasi | Lebih halus, bergelombang | Jelas, kasar, mudah terbelah |
Komposisi utama | Muskovit, klorit, kuarsa | Mika (biotit, muskovit), garnet, feldspar |
Asal metamorfisme | Dari slate/shale | Dari filit atau batuan lempung |
Skema Urutan Metamorfisme
Ilustrasi Visual Tekstur (Sketsa Sederhana)
Shale
Warna: abu-abu kusam, tekstur sangat halus.
Permukaan: rapuh, mudah hancur.
Slate
Warna: abu-abu tua–hitam.
Permukaan: halus, belahan tipis (seperti papan tulis).
Phyllite
Warna: abu-abu kehijauan / perak.
Permukaan: halus tapi berkilau sutra.
Schist
Warna: abu-abu, perak, kehijauan.
Permukaan: foliasi sangat jelas, mineral kasar tampak berkilau.
Gneiss
Warna: terang–gelap bergantian.
Permukaan: banding mineral kasar (kuarsa/feldspar terang, biotit gelap).
Penjelasan Visual
Shale → Slate: butiran halus → lebih padat, ada foliasi halus.
Slate → Phyllite: mulai berkilau akibat mineral mika halus.
Phyllite → Schist: kilau makin jelas, mineral kasar terlihat.
Schist → Gneiss: tekstur banding (gneissic banding) terbentuk.
📌 Catatan: Visualisasi di atas adalah skema konseptual sederhana. Untuk gambar asli batuan (foto lapangan atau sayatan tipis), biasanya digunakan dalam praktikum geologi.
📌 Kesimpulan visual:
Shale → polos & halus.
Slate → mulai foliasi tipis.
Phyllite → berkilau sutra, bergelombang.
Schist → mineral kasar, foliasi kuat, sangat berkilau.
Gneiss → banding terang–gelap khas.
Batuan dengan beberapa parameter geoteknik umum
Berikut adalah contoh dokumentasi batuan dengan beberapa parameter geoteknik umum. Perlu diingat bahwa nilai-nilai ini dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada lokasi, kondisi geologis, dan sejarah pembentukan batuan. Untuk proyek geoteknik yang sebenarnya, pengujian laboratorium dan lapangan yang mendetail sangat diperlukan.
Tabel Dokumentasi Batuan dan Parameter Geoteknik Umum
Penjelasan Parameter Geoteknik:
Kuat Tekan Uniaxial (UCS - Uniaxial Compressive Strength): Kemampuan batuan menahan beban tekan tanpa pecah. Ini adalah parameter fundamental untuk desain struktur pondasi dan terowongan.
Modulus Elastisitas (E): Ukuran kekakuan batuan; seberapa besar batuan akan berubah bentuk di bawah tekanan.
Poisson's Ratio (ν): Rasio regangan lateral terhadap regangan aksial. Menunjukkan seberapa banyak batuan akan memuai secara lateral saat ditekan secara aksial.
Sudut Geser Internal (φ'): Sudut gesekan antara partikel batuan. Bersama dengan kohesi, ini menentukan kekuatan geser batuan.
Kohesi (c'): Kekuatan tarik-menarik antar partikel batuan yang tidak bergantung pada tegangan normal.
Bobot Isi (γ - Unit Weight): Berat per unit volume batuan. Penting untuk perhitungan beban mati.
Permeabilitas (k): Kemampuan batuan untuk melewatkan cairan (biasanya air). Sangat penting untuk hidrologi, stabilitas lereng, dan desain bendungan.
Penting:
Angka-angka dalam tabel ini adalah nilai perkiraan dan dapat sangat bervariasi.
Kondisi batuan (retakan, pelapukan, diskontinuitas) sangat mempengaruhi parameter geotekniknya.
Pengujian batuan di lokasi proyek oleh ahli geoteknik adalah mutlak diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat diandalkan.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih spesifik tentang jenis batuan tertentu atau parameter lainnya, jangan ragu untuk bertanya! link bertanya : dengan AI Geologis Expert
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih
AI bekerja dengan mengolah data melalui algoritma tertentu untuk menghasilkan respons atau tindakan yang menyerupai manusia. Proses ini melibatkan pembelajaran (learning), penalaran (reasoning), dan koreksi mandiri (self-correction).
Penutup
Sekian Penjelasan Singkat Mengenai Batuan sekis dan filit. Semoga Bisa Menambah Pengetahuan Kita Semua.