Psikologi Klinis adalah bidang ilmu psikologi yang bertujuan memahami, mencegah, dan mengurangi ketidakmampuan, gangguan, dan ketidaknyamanan yang menimbulkan masalah psikologis dalam penyesuaian dan perkembangan pribadi manusia.
Psikolog Klinis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan psikologi klinis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan berhak memberikan pelayanan psikologi klinis kepada masyarakat. Kualifikasi pendidikan Psikolog Klinis paling rendah adalah lulusan pendidikan program profesi psikologi klinis yaitu Sarjana (S1) Psikologi yang telah mengikuti pendidikan profesi psikologi dan telah dikukuhkan sebagai Psikolog Klinis oleh organisasi profesi, atau Magister (S2) Profesi Psikologi di Bidang Psikologi Klinis.
Psikologi klinis meliputi berbagai macam kondisi, seperti kecemasan, depresi, trauma, gangguan makan, dan gangguan kepribadian. Para ahli dan praktisi psikologi dalam bidang psikologi klinis melakukan penelitian dan praktek terkait sebab-sebab, diagnosis, dan perlakuan masalah-masalah psikologis yang ada dalam diri individu
Kesejahteraan Psikologis (psychological well-being)
Kesejahteraan Psikologis (psychological well-being) adalah kemampuan individu dalam menerima kondisi dirinya secara apa adanya, mengenali kekuatan dan kelemahan diri, memiliki tujuan hidup, mandiri terhadap tekanan sosial, serta mampu mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain. Psychological well-being dapat dikaitkan dengan emotional well-being, yaitu sejauh mana individu merasa nyaman, damai, dan bahagia berdasarkan penilaian subjektif serta bagaimana mereka memandang pencapaian potensipotensi mereka sendiri.
Psychological well-being merupakan kondisi atau sebuah tingkatan kemampuan individu yang memiliki sikap positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan sendiri untuk tujuan hidupnya, dan mengatur tingkah lakunya sendiri sehingga dapat menciptakan dan mengatur lingkungan yang kompatibel dengan kebutuhannya, dan membuat hidup mereka lebih bermakna serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan diri.
Kesejahteraan psikologis juga diartikan sebagai suatu konsep yang berkaitan dengan apa yang dirasakan individu mengenai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari serta mengarah pada pengungkapan perasaan-perasaan pribadi atas apa yang dirasakan oleh individu sebagai hasil dari pengalaman pribadinya. Individu dikatakan memiliki kesejahteraan psikologis apabila dirinya memiliki penilaian positif terhadap diri sendiri, mampu bertindak secara otonomi, menguasai lingkungannya, memiliki tujuan dan makna hidup, serta mengalami perkembangan kepribadian.
Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Berikut definisi dan pengertian kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dari beberapa sumber buku dan referensi:
Menurut Ryff dan Keyes (1995), kesejahteraan psikologis adalah pencapaian penuh dari potensi psikologis dan suatu kondisi individu yang dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, memiliki pribadi mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan memiliki pertumbuhan pribadi yang baik.
Menurut Bolang (2012), kesejahteraan psikologis adalah refleksi dari happiness, emotional well-being, dan positive mental health. Emotional well-being adalah pikiran dan perhatian berkenaan dengan perasaan depresi, anxiety dan frustasi, harapan hidup, kemampuan untuk rileks, dan berbahagia dengan hidup.
Menurut Daniella (2012), kesejahteraan psikologis adalah tingkat kemampuan individu dalam menerima dirinya apa adanya, membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain, mandiri terhadap tekanan sosial, mengontrol lingkungan eksternal, memiliki arti dalam hidup, serta merealisasikan potensi dirinya secara kontinyu.
Aspek-aspek Kesejahteraan Psikologis
Menurut Ryff (2013) dalam tulisannya berjudul Happiness Is Everything, or Is It? Explorations On The Meaning of Psychological Well-Being, menyebutkan bahwa kesejahteraan psikologis memiliki beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
a. Penerimaan Diri (Self-Acceptance)
Penerimaan diri adalah bagaimana individu tersebut menerima diri sendiri secara apa adanya dan pengalamannya. Penerimaan diri yang baik ditandai dengan kemampuan menerima diri apa adanya. Individu dapat menerima dirinya dalam kondisi apapun dan dengan masa lalu baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, segala bentuk kegagalan, dan keberhasilan. Cara memandang masa lalu adalah poin utama dalam keberhasilan mencapai kesejahteraan psikologis.
b. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relationship With Others)
Hubungan positif dengan orang lain adalah tingkat kemampuan dalam berhubungan hangat dengan orang lain, hubungan interpersonal yang didasari oleh kepercayaan, serta perasaan empati, mencintai dan kasih sayang yang kuat. Seseorang yang memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat memiliki hubungan yang hangat dan saling percaya dengan orang lain.
c. Otonomi (Autonomy)
Otonomi adalah tingkat kemampuan individu dalam menentukan nasib sendiri, kebebasan, pengendalian internal, individual, dan pengaturan perilaku internal. Individu yang memiliki otonomi mampu untuk menentukan nasib sendiri (self-determination) dan mengatur perilaku diri sendiri, kemampuan mandiri, tahan terhadap tekanan sosial, mampu mengevaluasi diri sendiri, dan mampu mengambil keputusan tanpa adanya campur tangan orang lain.
d. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery)
Penguasaan lingkungan adalah kemampuan untuk memilih atau menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi psikis. Individu dengan penguasaan lingkungan mampu menggunakan secara efektif kesempatan dalam lingkungan, mampu memilih dan menciptakan konteks yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai individu itu sendiri.
e. Tujuan Hidup (Purpose in Life)
Tujuan hidup adalah pemahaman yang jelas akan tujuan dan arah hidupnya, memegang keyakinan bahwa individu mampu mencapai tujuan dalam hidupnya, dan merasa bahwa pengalaman hidup di masa lampau dan masa sekarang memiliki makna. Individu yang memiliki tujuan hidup mampu membuat arah kehidupan, merasa memiliki arti tersendiri dari pengalaman hidup masa kini dan masa lalu, percaya pada kepercayaan tertentu yang memberikan arah hidupnya serta memiliki cita-cita atau tujuan hidupnya.
f. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)
Pertumbuhan pribadi adalah tingkat kemampuan individu dalam mengembangkan potensinya secara terus-menerus, menumbuhkan dan memperluas diri sebagai manusia. Individu dengan pertumbuhan pribadi yang baik dapat dilihat dari keterbukaan diri terhadap pengalaman-pengalaman baru, memiliki kemampuan dalam menyadari potensi diri yang dimiliki, dan memiliki pengetahuan yang terus bertambah.
Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Menurut Bolang (2012), terdapat tiga faktor utama yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan kesejahteraan psikologis pada seseorang, yaitu sebagai berikut:
a. Perbandingan sosial
Manusia cenderung membandingkan dirinya terhadap orang lain. Bila individu membandingkan diri secara positif terhadap kelompok yang setara, maka semakin besar kemungkinan untuk mencapai kesehatan dan kepuasan hidup subjektif.
b. Perwujudan penghargaan
Individu dipengaruhi oleh sikap yang ditunjukkan oleh orang lain terhadap dirinya, dan semakin lama ia akan memandang dirinya sesuai pandangan orang lain terhadap dirinya. Umpan balik yang di terima individu dan orang-orang yang signifikan bagi dirinya pada saat mengalami pengalaman hidup tertentu merupakan suatu mekanisme evaluasi diri.
c. Pemusatan psikologis
Konsep diri terbentuk atas masa lalu dan berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis individu. Pengalaman dalam hidup berpotensi mempengaruhi kesejahteraan psikologis adalah pengalaman yang dipandang oleh individu tersebut sebagai pengalaman yang sangat berpengaruh pada komponenkomponen hidupnya. Pengalaman tersebut mencakup berbagai bidang kehidupan dalam periode hidup, yang masing-masing memiliki tantangan tersendiri dalam menjalaninya.
Penutup
Sekian Penjelasan Singkat Mengenai Psikologis klinis Pengertian, Faktor dan Aspek yang Mempengaruhi. Semoga Bisa Menambah Pengetahuan Kita Semua.