Lapisan tanah secara umum terbagi menjadi beberapa tingkatan. Salah satu tingkatan yang sering disebut adalah Top Soil atau lapisan atas tanah. Lapisan ini berada pada kedalaman sekitar 30 cm dan merupakan lapisan yang paling subur. Pada lapisan ini terdapat banyak bahan organik, humus, dan mikroorganisme yang mendukung pertumbuhan tanaman dengan akar pendek. Top Soil dapat dikenali dengan warnanya yang lebih gelap dibandingkan dengan lapisan di bawahnya. Lapisan ini juga terlihat lebih gembur karena mengandung sisa batang, pelapukan daun, dan bagian makhluk hidup lainnya
Klasifikasi Tanah
Klasifikasi
tanah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klasifikasi alami dan
klasifikasi teknis. Klasifikasi alami dilakukan berdasarkan sifat-sifat
tanah tanpa mempertimbangkan tujuan penggunaannya. Informasi yang
diperoleh dari klasifikasi alami digunakan sebagai dasar pengelolaan
tanah. Sementara itu, klasifikasi teknis mempertimbangkan sifat-sifat
tanah yang berkaitan dengan penggunaannya dalam kepentingan tertentu,
misalnya untuk lahan perkebunan.
Sistem klasifikasi tanah yang umum digunakan adalah Unified Soil Classification System (USCS). Sistem ini membedakan tanah menjadi tiga kelompok besar, yaitu tanah berbutir kasar (coarse-grained soil) seperti kerikil dan pasir, tanah berbutir halus (fine-grained soil) seperti lanau dan lempung, serta tanah organik seperti gambut. Setiap kelompok tanah memiliki simbol yang digunakan untuk mengidentifikasinya.
Selain itu, terdapat juga sistem klasifikasi tanah lainnya seperti Soil Taxonomy yang dikembangkan oleh United States Department of Agriculture (USDA). Sistem ini menggunakan kategori-kategori seperti ordo tanah, seri tanah, dan subgrup tanah untuk mengklasifikasikan tanah berdasarkan horizon tanah dan sifat-sifatnya.
Lapisan Tanah – Tanah menjadi bagian dari sebuah lapisan atmosfer pada kerak bumi yang ada di posisi paling atas ataupun terluar dan menjadi bagian dari kehidupan serta habitat dari organisme atau mikroorganisme dan tersusun atas banyak sekali mineral, material organik serta anorganik lainnya. Peranan dari tanah sangatlah vital sebagai penunjang para kehidupan di bumi karena menjadi pendukung ketersediaan hara bagi tumbuhan untuk berkembang, dan tumbuhan menjadi dasar dari rantai makanan.
Jadi bisa dikatakan bahwa tanah merupakan sebuah titik awal dari sumber kehidupan semua makhluk di bumi, tanpa adanya tanah tumbuhan tidak bisa bertahan hidup sehingga rantai makanan pun tidak akan pernah ada. Tanah memiliki struktur yang sangat khusus dengan membentuk rongga yang secara umum mengandung udara dan memungkinkan bagi akan tanaman untuk bernafas.
Pengertian Lapisan Tanah
Lapisan pada tanah adalah susunan yang terbuat dari tingkatan dan secara spesifik bisa dibedakan secara kimiawi, geologi, dan biologis. Ketika sebuah tanah dipotong secara vertikal dari samping maka bentuk lapisan tanah akan terlihat jelas karena pada tingkat atau lapisan memang memiliki perbedaan karakteristiknya.
Melalui sisi vertikal tersebut akan bisa terlihat tahapan pembentukan sebuah tanah. Bisa dikatakan bahwa dalam setiap lapisan tanah itu membentuk sebuah periode yang pada lapisan tanah atas menjadi hasil akhir dari proses pembentukan tanah, sedangkan untuk lapisan tanah paling dalam yang banyak berupa batu yang keras, menjadi awal sebelum tanah terbentuk.
Setiap dari jenis tanah pada umumnya memiliki tiga sampai empat lapisan yang berbeda-beda, yang bisa dikelompokan penampakan warna, fisik, dan tekstur tanah. Melalui tekstur tanah bisa dilihat dari ukuran partikel tanah, apakah itu liat, berpasir, lempung, mengandung kadar organik tinggi ataupun berbentuk endapan.
Tingkatan lapisan tanah
1. Lapisan Tanah Atas
Merupakan sebuah lapisan yang berada kedalaman 30 cm, seringkali disebut sebagai istilah Top Soil. Pada lapisan ini banyak sekali bahan bahan organik, humus dan juga menghasilkan lapisan yang paling subur sehingga sangat cocok untuk tumbuhan tanaman akar pendek.
Cara termudah untuk bisa mengenali top soil adalah dengan warnanya yang paling gelap dibandingkan dengan lapisan dibawahnya, terlihat bahwa lebih gembur dan seluruh mikroorganisme hidup di lapisan ini. Sehingga ada kemungkinan terjadinya sebuah proses sisa batang, pelapukan daun, serta bagian makhluk hidup lainnya.
2. Lapisan Tanah Tengah
Tepat di lapisan bawah setelah top soil dengan ketebalan 50 cm hingga 1 meter. Berwarna lebih yang cerah dibanding lapisan di atasnya juga lapisan ini terbentuk dari campuran pelapukan yang berada di lapisan bawah dengan sisa dari material top soil yang terbawa air, mengendap sehingga bisa bersifat lebih padat dan juga seringkali disebut sebagai tanah liat.
3. Lapisan Tanah Bawah
Lapisan yang berisi banyak batuan yang mulai melapuk dan telah tercampur dengan tanah endapan dengan lapisan diatasnya. Pada lapisan ini masih terdapat banyak batuan yang belum melapuk dan juga sebagian sudah pada proses pelapukan dari batuan itu sendiri dan memiliki warna sama dengan pada batuan penyusunnya. Berada cukup di dalam dan jarang sekali bisa ditembus oleh akar pohon maupun tanaman.
4. Lapisan Batuan Induk
Lapisan ini merupakan lapisan terdalam yang terdiri dari batuan padat. Jenis pada batuan di lapisan ini memiliki perbedaan di antara satu daerah maupun tempat lainnya sehingga bisa mengakibatkan produk dari tanah yang dihasilkan juga akan berbeda.
Batuan pada lapisan ini mudah sekali untuk pecah, akan tetapi sangat sulit untuk dilalui oleh akar tanaman serta air, teksturnya yang berwarna terang putih kelabu hingga berwarna kemerahan. Lapisan batuan induk ini bisa dengan mudah terlihat pada dinding jurang terjal daerah pegunungan.
Jenis jenis tanah pada lapisan tanah.
Dalam lapisan tanah terdapat beberapa jenis – jenis tanah seperti:
1. Tanah Aluvial
Sebuah tanah endapan yang dibentuk dari lumpur dan juga pasir halus yang mengalami erosi tanah. Sangat banyak berada di dataran rendah, di sekitar rawa-rawa, muara sungai, lembah-lembah, maupun di pinggiran aliran sungai besar. Tanah ini sangat banyak mengandung pasir serta tanah liat, tidak banyak mengandung unsur zat hara.
Ciri-cirinya sendiri memiliki warna kelabu dengan tekstur yang sedikit terlepas dan peka akan erosi. Kadar kesuburannya sedang mencapai tinggi bergantung pada bagian induk dan iklim. Di Indonesia sendiri tanah aluvial ini merupakan tanah yang baik serta telah dimanfaatkan untuk tanaman pangan (sawah dan juga palawija) musiman hingga tahunan.
2. Tanah Andosol
Kata Andosol berasal dari bahasa jepang, gabungan dari dua kata (An = Hitam; do = Tanah), jadi andosol sendiri berarti jenis jenis tanah berwarna hitam. Menurut ilmu tanah, tanah dengan warna hitam ini merupakan sebuah tanah vulkanis berasal dari gunung berapi. Penamaan dari andosol berbeda untuk di setiap negara, seperti contoh di jepang sendiri disebut dengan nama Kurobokudo yang berubah nama menjadi Ando soils sejak 1947 oleh ahli Amerika Serikat.
Pengertian dari tanah andosol menurut Balai Besar Penelitian dan juga Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian merupakan sebuah tanah yang memiliki horizon A molik atau horizon A umbrik yang berada setelah horizon B kambik yang berisi atas fraksi tanah halus dan juga sebagian besar tertata atas abu vulkanik, dan bahan piroklastik vitrik lainnya.
3. Tanah Entisol
Tanah entisol sendiri adalah sebuah tanah yang dikatakan masih sangat muda, sejak proses tingkat awal di dalam perkembangannya. Tanah ini ditandai dari bahan mineral tanah yang belum membuat horizon pedogenik yang nyata.
Tanah ini terjadi di bagian lapisan di daerah dari bahan induk pengendapan material baru, di daerah-daerah tempat erosi atau pengendapan yang lebih cepat daripada perkembangan tanah. Seperti daerah lereng curam, dataran banjir dan juga dunes. Kriteria utama dari ordo entisol adalah tidak-adanya organisasi dalam material tanah. Tanah ini menunjukkan sedikit perkembangan struktur atau pun horison dan juga menyerupai material di dalam timbunan pasir yang segar.
4. Tanah grumusol
Tanah ini merupakan panduan dari tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur serta tuffa vulkanik yang secara umum memiliki sifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik di dalamnya. Hal ini yang mengakibatkan tanah ini sangat miskin akan hara dan juga unsur organik lainnya. Sifat kapur itu sendiri adalah bisa menyerap seluruh unsur hara di dalam tanah sehingga kadar kapur tinggi bisa menjadi racun bagi tumbuhan.
Tanah grumusol ini masih memiliki sifat dan juga karakteristik seperti batuan pada induknya. Pelapukan yang akan terjadi ini hanyalah mengubah fisik dan juga tekstur unsur seperti Ca dan Mg yang pada sebelumnya terikat dan juga secara rapat pada batuan induknya sehingga menjadi lebih longgar yang bisa dipengaruhi oleh faktor – faktor dari luar seperti iklim, cuaca, air dan lainnya. Terkadang dalam tanah grumusol ini terjadi konkresi kapur dengan unsur kapur lunak serta berkembang menjadi lapisan tebal juga keras.
Komponen Penyusun Tanah
Komponen-komponen yang ada dalam tanah ini memberikan nutrisi bagi para tumbuhan dan mikroorganisme lainnya dalam tanah sehingga bisa tumbuh serta berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan organisme juga akan memberikan manfaat bagi tanah. Jadi, ada terdapat hubungan menguntungkan antara tanah dan juga organisme. Sebagai tempat tumbuhnya berbagai jenis makhluk hidup, tanah terbagi atas beberapa komponen, sebagai berikut.
Batuan
Batuan merupakan suatu bahan padat yang terbuat secara alami serta juga terdiri atas campuran mineral dan senyawa lainnya dengan berbagai komposisi. Batuan yang ada di permukaan bumi ini berasal dari magma gunung berapi yang keluar hingga mengeras di permukaan bumi akibat perubahan suhu. Batuan yang ada dipermukaan bumi ini selanjutnya mengalami pelapukan sehingga bisa disebabkan oleh air, angin, zat yang bersifat korosif.
Udara
Udara adalah sebuah zat bebas yang seringkali kita temui dimana saja, serta di dalam tanah. Karena udara bisa menempati ruang yang sama dengan air, ia bisa membentuk sekitar 2% hingga mencapai 50% dari volume tanah. Udara sangat penting sebagai respirasi akar dan serta mikroba, yang membantu untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Karbon dioksida dan juga nitrogen menjadi penting untuk mendukung fungsi tanaman di dalam tanah, untuk bakteri pengikat nitrogen. Jika tanah tergenang air, bisa mencegah pertukaran gas akar yang bisa membuat kematian tanaman, yang menjadi masalah umum setelah banjir.
Humus
Humus merupakan komponen yang sering ditemukan di tanah yang terletak pada tingkat sekitar 1% hingga 5%. Humus sendiri berasal dari tumbuhan dan juga hewan yang mati. Dengan demikian, memiliki kapasitas yang tinggi untuk menahan atau pun menyediakan unsur-unsur esensial juga air untuk pertumbuhan tanaman.
Air
Air bisa membuat sekitar 2% hingga 50% dari volume tanah. Air menjadi sebuah peran penting untuk mengangkut nutrisi ke dalam tanaman juga organisme tanah yang tumbuh serta juga untuk memfasilitasi dekomposisi biologis serta kimia.
Mineral
Mineral menjadi komponen terbesar dari tanah. Mineral tanah ini terbagi dua jenis mineral. Pertama, mineral primer yang biasanya ditemukan pada pasir dan danau. Mineral primer ini adalah bahan tanah mirip dengan bahan induk dari asal mereka terbentuk. Mereka sering kali berbentuk atau bulat, tidak beraturan. Kedua, mineral sekunder, sisi lain dari pelapukan mineral primer yang melepaskan ion penting, membentuk bentuk mineral lebih stabil seperti tanah liat.
Mikroorganisme
komponen terakhir dari lapisan tanah ini adalah mikroorganisme. Mereka ditemukan di dalam lapisan tanah dengan jumlah yang tinggi namun jumlahnya kurang dari 1% dari volume tanah. Perkiraan umumnya adalah bahwa satu bidal yang penuh dengan tanah lapisan atas yang bisa menampung lebih 20.000 organisme mikroba.
Bagian terbesar dari organisme ini adalah nematoda, cacing tanah, dan yang terkecil adalah actinomycetes, alga, bakteri, serta jamur. Mikroorganisme merupakan pengurai utama bahan organik mentah. Mikroorganisme mengkonsumsi air, bahan organik, serta udara untuk mendaur ulang bahan organik yang mentah hingga menjadi humus, yang sangat kaya akan nutrisi tanaman yang tersedia.
Horizon Tanah
Penjelasan terhadap 4 lapisan tanah seperti yang telah bahas sebelumnya berdasarkan penampakan yang diambil secara umum, dan bila dijelaskan secara terperinci maka pada setiap lapisan tanah tersebut masih terbagi lagi atas beberapa bagian yang disebut dengan horizon tanah serta tersusun dalam kesatuan yang disebut dengan profil tanah. Setiap tanah itu sendiri dicirikan kembali oleh susunan horizon yang berbeda beda, maka secara garis besar profil tanah biasanya terdiri dari beberapa horizon yang mana bisa dibedakan berdasarkan sifat fisik, warna, kimiawi serta sifat morfologi lainnya.
Horizon tanah yang telah melewati masa perkembangan lanjutan ini
biasanya memiliki beberapa macam horizon yang dikelompokan kembali
berdasarkan lapisan tanah untuk menghindari erosi tanah. Solum ini
terbagi menjadi dua yaitu lapisan atas dan juga lapisan bawah, pada
lapisan atas atau pun top soil ini memiliki dua horizon, yaitu horizon O
dan juga horizon A, lapisan tanah pada bagian bawah ini memiliki dua
horizon pula, yaitu horizon E juga B. Tetapi pada profil tanah dengan
susunan yang lengkap memiliki banyak sekali horizon dengan sifat dan
juga karakteristik yang unik atau pun khas.
Secara umum dari lapisan tanah yang paling atas hingga terbawah terdiri atas horizon O, A, E, B, C dan R, untuk penjelasan lengkapnya sebagai berikut:
1. Horizon O
Horison ini terletak pada bagian paling atas lapisan tanah, lapisan tanah yang mengandung bahan organik hasil dari pelapukan dan juga hanya terkandung humus. Horison ini sangat bisa ditemukan pada hutan hutan alami yang belum terganggu oleh manusia. Horizon organik ini merupakan tanah yang mengandung bahan organik yang lebih dari 20 persen dari keseluruhan penampang tanah.
Horizon O ini terbagi lagi akan menjadi dua yaitu horizon O1 yang terbentuk dari sisa sisa tanaman yang masih terlihat, seperti guguran bunga dan daun ataupun seperti ranting pohon sedangkan untuk horizon O2 berada pada di bawah O1 yang terbuat dari sisa bagian tanaman yang sudah tidak berbentuk lagi karena telah mengalami pelapukan lanjutan.
2. Horizon A
Untuk Horizon A ini merupakan horizon tanah mineral yang terbentuk di permukaan tanah. Untuk horison ini terjadi apabila terjadi kehilangan pada sebagian besar ataupun seluruh struktur batuan asli pada dalam tanah serta memperlihatkan sifat akumulasi bahan organik yang telah bercampur dengan mineral dengan sangat intensif.
Horizon A ini terdiri atas berbagai topsoil, seperti materi organik dengan warna yang gelap bercampur dengan butiran mineral karena efek dari aktivitas organisme. Partikel yang lebih halus akan mudah larut dan terbawa ke lapisan bawah.
3. Horizon E
Untuk jenis lapisan ini berada dibawah permukaan tanah yang sudah
tidak memiliki kandungan mineral yang cukup besar. Horizon E ini kerap
kali melekat pada jenis Horizon A dengan tujuan menggantikan lapisan
tersebut. Untuk menjadi pembeda antara batas horizon di bawahnya, yaitu
dengan cirinya yang warna lebih terang daripada horizon B.
4. Horizon B
Proses dari terbentuknya horizon B ini berada di bawah horizon A, E, O yang sudah mengalami perkembangan. Sebagian besar hingga dari seluruh struktur dari batuan asli dicirikan hilang pada horizon ini. Kemudian akan terlihat satu atau lebih sifat tanah. Seperti jenis tanah alluvial dari silikat, humus, alumunium, senyawa besi, juga karbonat dalam bentuk gabungan maupun tunggal.
5. Horizon C
Horizon C ini merupakan lapisan bahan induk tanah. Proses penciptaanya disebabkan oleh sedikit proses pedogenik dan tidak memiliki karakteristik seperti horizon O, A, E, juga B. Letaknya berada pada lapisan tanah terbawah yang terdiri atas batuan dasar yang melapuk.
6. Horizon D atau R
Horizon D atau R ini memiliki lapisan batuan induk paling dasar yang tercipta dari batuan yang sangat padat. Pada area ini belum sempat mengalami pelapukan pada batuan-batuannya. Batuan yang ada pada horizon D maupun R ini terdiri atas batu pasir, basal, granit, batu gamping, dll.
Manfaat Horizon Tanah
Untuk pengelompokan lapisan tanah dalam sebuah profil tanah tentunya memiliki tujuan, ada banyak manfaat dari horizon tanah. Untuk mengetahui sifat dari sebuah tanah diperlukan pengamatan pada penampang vertikal tanah.
Untuk mengetahui kelengkapan dan juga penyebaran horizon tanah, sehingga bisa mengetahui pencirian dari tingkat perkembangan maupun umur tanah. Semakin lengkap serta majemuk horizon dari suatu tanah maka semakin baik serta tua usia tanah tersebut.
Untuk bisa mengetahui kedalaman dari top soil yang perlu dilakukan sebelum menanam tanaman berakar pendek seperti kacang tanah, palawija, kedelai dan juga padi. Sehingga akan bisa diketahui tanaman yang akan cocok pada keadaan suatu top soil.
Warna tanah bisa mencerminkan kondisi aerob dan juga anaerob, yang
mana jika warna tanah terang menandakan bahwa kondisi aerob dan warna
kelabu pada kondisi anaerob. Selain itu warna hitam juga bisa menandakan
akan tingkat unsur organik hingga melalui warna tanah yang akan
diketahui akan tingkat kesuburannya.
Warna tanah bisa mencerminkan kondisi aerob dan juga anaerob, yang mana
jika warna tanah terang menandakan bahwa kondisi aerob dan warna kelabu
pada kondisi anaerob. Selain itu warna hitam juga bisa menandakan akan
tingkat unsur organik hingga melalui warna tanah yang akan diketahui
akan tingkat kesuburannya.
Penting untuk memahami klasifikasi tanah karena jenis tanah dapat mempengaruhi kesuburan tanah dan cocok tidaknya tanah untuk berbagai kegiatan seperti pertanian atau pembangunan, Semoga Bermanfaat, Terima Kasih.
Penutup
Sekian Penjelasan Singkat Mengenai Soil Layer dan Penjelasannya. Semoga Bisa Menambah Pengetahuan Kita Semua.