Struktur
foliasi adalah suatu kenampakan struktur planar pada batuan metamorf
yang terbentuk akibat adanya tekanan yang kuat dan terarah selama proses
metamorfisme. Tekanan ini menyebabkan mineral-mineral
penyusun batuan mengalami penjajaran atau orientasi yang sejajar
sehingga membentuk lapisan-lapisan atau bidang-bidang yang sejajar.
Karakteristik Struktur Foliasi
Penjajaran mineral: Mineral-mineral penyusun batuan, terutama mineral pipih seperti mika dan klorit, akan cenderung sejajar satu sama lain membentuk lapisan-lapisan.
Orientasi sejajar: Arah penjajaran mineral ini biasanya tegak lurus terhadap arah tekanan utama yang bekerja pada batuan.
Berbagai skala: Struktur foliasi dapat terjadi pada berbagai skala, mulai dari yang sangat halus (mikroskopis) hingga yang sangat kasar (megascopic).
Jenis foliasi: Terdapat beberapa jenis foliasi berdasarkan ukuran butir mineral dan tingkat kristalisasi, seperti slaty cleavage, schistosity, dan gneissic banding.
Stabilitas Struktur Foliasi
Stabilitas struktur foliasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Intensitas metamorfisme: Semakin tinggi tingkat metamorfisme, semakin kuat struktur foliasi yang terbentuk.
Jenis mineral: Mineral yang lebih mudah mengalami deformasi akan lebih mudah membentuk foliasi.
Tekanan dan suhu: Tekanan dan suhu yang tinggi akan mempercepat pembentukan dan memperkuat struktur foliasi.
Waktu: Proses pembentukan foliasi membutuhkan waktu yang cukup lama.
Saran dan Kesimpulan
Pengamatan lapangan: Untuk mempelajari struktur foliasi secara lebih detail, diperlukan pengamatan langsung di lapangan. Amati orientasi lapisan, jenis mineral, dan ukuran butir mineral.
Analisis petrografi:
Analisis petrografi menggunakan mikroskop polarisasi dapat memberikan
informasi yang lebih lengkap tentang struktur foliasi pada tingkat
mikroskopis.
Penerapan dalam eksplorasi: Pemahaman tentang struktur foliasi sangat penting dalam eksplorasi mineral, karena banyak endapan mineral yang terkait dengan zona-zona metamorfisme.
Kesimpulan: Struktur foliasi merupakan salah satu ciri khas batuan metamorf yang terbentuk akibat proses metamorfisme regional. Struktur ini sangat berguna dalam menginterpretasi sejarah geologi suatu daerah dan dalam eksplorasi sumber daya mineral.
Contoh jenis-jenis struktur foliasi:
Slaty cleavage: Foliasi yang sangat halus, biasanya terdapat pada batusabak.
Schistosity: Foliasi yang lebih kasar, biasanya terdapat pada sekis. Mineral-mineral pipih seperti mika dan klorit sudah dapat dilihat dengan mata telanjang.
Gneissic banding: Foliasi yang sangat kasar, biasanya terdapat pada gneiss. Terdapat pergantian antara lapisan mineral gelap (mafik) dan terang (felsic).
Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau
orientasi unit poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997). Secara
umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi
dan nonfoliasi (Jacson, 1997).
1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini
dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi
lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970).
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
1a. Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus
(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar
yang sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate
(batusabak).
1b. Phylitic
Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi
terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan
mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite
(filit)
1c. Schistosic
Terbentuk
adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic atau
lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai
kasar. Batuannya disebut schist (sekis).
1d. Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang
mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler
(feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic
(mioneral ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus
melainkan terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.
2. Struktur Non Foliasi
Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri
dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai
antara lain:
2.a Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan
equigranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels
(batutanduk)
2b. Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar
dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini
terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite
(kataklasit).
2c. Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa
kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus,
menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan belum terjadi
rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya disebut mylonite
(milonit).
2d. Phylonitic
Mempunyai
kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya telah
terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada
batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut phyllonite
(filonit).
B. Tekstur Batuan Metamorf
Merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan
orientasi butir mineral dan individual penyusun batuan metamorf.
Penamaan tekstur batuan metamorf umumnya menggunakan awalan blasto atau
akhiran blastic tang ditambahkan pada istilah dasarnya. (Jacson, 1997).
1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
a. Relict/Palimset/Sisa
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur
batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan
metamorf tersebut.
b. Kristaloblastik
Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses
metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami
rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya
menggunakan akhiran blastik.
2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
Berdasarkan butirnya tekstur batuan metmorf dapat dibedakan menjadi:
Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata
Afanitit, bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
3. Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal
Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri.
Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya
sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain disekitarnya.
Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk euhedral.
Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk anhedral.
d. Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral
Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular.
Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic.
Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan
umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan
umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
Selain tekstur yang diatas terdapat beberapa tekstur khusus lainnya diantaranya adlah sebagai berikut:
Perfiroblastik, apabila terdapat mineral yang ukurannya lebih besar tersebut sering disebut porphyroblasts.
Poikloblastik/Sieve texture, tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.
Mortar teksture, apabila fragmen mineral yang lebih besar terdapat
padamassadasar material yang barasal dari kristal yang sama yang terkena
pemecahan (crhusing).
Decussate texture yaitu tekstur kristaloblastik batuan polimeneralik yang tidak menunjukkan keteraturan orientasi.
Saccaroidal Texture yaitu tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.
Batuan mineral yang hanya terdiri dari satu tekstur saja, sering disebut berstektur homeoblastik.