Search Suggest

Pemilihan Tipe dan Desain Bendungan

4 menit

Pemilihan desain bendungan perlu melibatkan komite bendungan dan ahli bendungan yang terdiri dari berbagai bidang seperti perencanaan, geoteknik, hidraulik, dan struktur. Komite bendungan dan ahli bendungan memiliki peran penting dalam mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan dalam pemilihan desain bendungan.

Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan desain bendungan adalah kondisi geologi di lokasi bendungan. Ahli geoteknik dapat memberikan penilaian dan rekomendasi mengenai kondisi tanah dan batuan di sekitar lokasi bendungan, yang akan mempengaruhi pemilihan desain yang tepat.


Selain itu, ahli dalam bidang hidraulik akan mempertimbangkan analisis hidrologi untuk memahami aliran air yang akan dihadapi oleh bendungan. Hal ini penting untuk memastikan desain bendungan yang mampu menangani beban hidrolik dengan aman dan efektif.


Ahli struktur juga memiliki peran penting dalam pemilihan desain bendungan. Mereka akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekuatan struktur, stabilitas, dan keamanan bendungan. Desain bendungan harus memenuhi persyaratan keamanan yang ditetapkan oleh komite bendungan dan standar yang berlaku. 

Berikut ini pertimbangan para ahli struktur bendungan, ahli hidrologi, ahli hidrolika, ahli geologi, ahli material dalam memilih desain dan evaluasi keamanannya.


Pemilihan Tipe

Pemilihan tipe bendungan didasarkan pada (Japanese National Committee on Large Dams, 1976) : tinggi bendungan, kualitas dan kuantitas material yang ada, kondisi topografi dan geologi tapak bendungan, meteorologi dan waktu pelaksanaan.

Tinggi bendungan.

Tinggi maksimum untuk tipe homogen < 40 meter. Untuk bendungan tipe yang lain bisa lebih tinggi 40 meter, tetapi untuk tipe zonal biasannya tidak lebih tinggi dari 70 meter. 


Kualitas dan kuantitas material yang ada

bendungan juga dipengaruhi oleh ketersediaan material yang ada di sekitar lokasi tapak bendungan yang diperoleh dari hasil pekerjaan galian. Misalnya material tanah tersedia berlimpah tertapi material lolos air sedikit, maka menggunakan tipe homogen.

Topografi

Secara umum bendungan urugan cocok untuk jenis topografi tapak bendungan dengan sandaran yang tidak curam (relatif landai).

Geologi

Faktor pondasi bendungan perlu mendapat perhatian yang serius, karena akan berkaitan dengan stabilitas tubuh bendungan dan biaya perbaikan pondasi. Jika pondasi berupa batuan keras, maka tipe bendungan dan tinggi bendungan bukan merupakan kendala, tetapi jika pondasinya tanah, maka tinggi bendungan bukan merupakan prioritas. 

Rekayasa Pondasi Batu Lempung pada Bendungan

Dalam rekayasa pondasi bendungan yang berada di tanah lempung, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan:

Pengujian Tapak Pondasi: Sebelum merencanakan pondasi, penting untuk melakukan pengujian pondasi secara menyeluruh. Pengujian ini meliputi pengambilan sampel litologi seperti batu pasir, batu lempung, dan konglomerat Hasil pengujian ini akan memberikan informasi tentang sifat fisik dan mekanik batuan yang akan digunakan dalam perencanaan pondasi.

Pengamatan (pengujian) tapak pondasi antara lain,

  1. Diskripsi Logbor.
  2. Nilai SPT
  3. Nilai Permeabilitas
  4. Sifat fisik dan mekanik pada tapak pondasi.

Analisis Stabilitas: Analisis stabilitas tubuh bendungan utama perlu dilakukan untuk memastikan keamanan dan kestabilan bendungan. Hal ini melibatkan analisis geologi dan perbaikan pondasi yang sesuai dengan kondisi batu lempung

Perbaikan Pondasi: Jika kondisi tanah lempung tidak memenuhi persyaratan kestabilan, perbaikan pondasi mungkin diperlukan. Salah satu alternatif perbaikan yang dapat digunakan adalah metode Secant Pile Cut-off Wall dan Cut-off Trench Metode ini bertujuan untuk meningkatkan daya dukung batuan pondasi dan mengurangi risiko penurunan zona inti bendungan.

Perbaikan pondasi dan tumpuan antara lain,

  1. Paritan (cut off)
  2. Paritan sebagian (partial cut off)
  3. Selimut kedap hulu (upstream impervious blanket)
  4. Berm rembesan hilir (downstream seepage berm)
  5. Grouting.

Pertimbangan Hidrologi: Selain pertimbangan geoteknik, penting juga untuk mempertimbangkan aspek hidrologi dalam perencanaan pondasi bendungan. Hal ini meliputi analisis rembesan dan aliran filtrasi yang dapat mempengaruhi kestabilan bendungan.

Masalah rembesan (keruntuhan bendungan terjadi akibat antara lain,

  1. Tekanan angkat berlebih.
  2. Piping.
  3. Erosi internal
  4. Terurainya (solutioning) material yang mudah melarut.
  5. Tekanan rembesan berlebih (penjenuhan) yang menyebabkan terjadinya pembasahan lereng hilir (sloughing)

Penting untuk melibatkan ahli geoteknik atau insinyur sipil yang berpengalaman dalam merencanakan pondasi bendungan pada tanah lempung. Mereka dapat melakukan analisis yang lebih rinci dan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi tapak yang spesifik.

Meteorologi dan waktu pelaksanaan

Pada saat musim hujan jumlah hari kerja terbatas dengan kondisi cuaca, maka lebih cocok menggunakan tipe bendungan yang sedikit menggunakan material tanah.

Pemilihan desain bendungan juga dapat melibatkan proses diskusi dan evaluasi oleh komite bendungan besar. Komite ini akan mempertimbangkan berbagai aspek teknis, keuangan, dan lingkungan dalam memilih desain yang paling sesuai untuk proyek bendungan.


Dalam kesimpulannya, pemilihan desain bendungan didasarkan pada kolaborasi antara komite bendungan dan ahli bendungan yang terdiri dari berbagai bidang. Faktor-faktor seperti kondisi geologi, analisis hidrologi, ketersedian material, kekuatan struktur, dan persyaratan keamanan harus dipertimbangkan dalam memilih desain yang tepat untuk proyek bendungan.

Penutup

Sekian Penjelasan Singkat Mengenai Pemilihan Tipe dan Desain Bendungan. Semoga Bisa Menambah Pengetahuan Kita Semua.

Posting Komentar

pengaturan flash sale

gambar flash sale

Promo

gambar flash sale